KIM Monta, - Sudah menjadi hal yang biasa bagi para petani jika
diposisikan pada kondisi seperti ini, seolah-olah gejolak apapun yang terjadi
di negeri ini akan sangat berpengaruh pada hasil produksi para petani. Saat ini
misalnya ketika mahkamah konstitusi menengahi sengketa pilpres. Harga produksi
bawang menurun drastic hingga 45%.
Belum genap satu bulan harga bawang merah berkisar
antara 1,3 hingga 1,5 juta rupiah kini turun hingga hanya Rp. 700.000 saja
perkuintalnya.
Dengan kondisi ini tentunya dikalkulasi para petani
mengalami kerugian yang cukup mencekik sebab biaya produksi yang sangat besar
tidak sebanding dengan harga jualnya. “Dengan sangat terpaksa bawang kami
simpan (galah) saja di rumah,” ungkap Burhan warga desa Tangga.
Hal
serupa juga dikeluhkan jaharuddin ditemui saat panen bawang miliknya, ia
berencana hanya menjual sebahagian saja bawangnya untuk menutupi hutang biaya
produksinya. “Jika saja tidak tersankut hutang saprodi kemarin, akan lebih baik
semua bawang ini saya bawa pulang ke rumah sembari menenunggu harga stabil.
Meskipun semakin lama di simpan akan banyak mengalami penyusutan namun apa
boleh buat hal ini satu-satunya cara untuk menghindari kerugian yang terlalu
besar,” cetusnya.[leo]
Sumber: Kampung-Media.Com
Posting Komentar